Tak semua anak senang pada pelajaran matematika. Sebagian anak bahkan menganggap matematika menjadi momok menakutkan. Memang tidak semua anak harus jago pelajaran itu karena bakat dan minat anak pasti berbeda-beda. Namun bukan berarti anak harus membenci apalagi takut dengan pelajaran matematika.
Memang tidak semua anak harus jago matematika karena bakat dan minat anak pasti berbeda-beda. Namun bukan berarti anak harus membenci apalagi takut dengan pelajaran matematika.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, AS, terhadap anak-anak usia sekolah dasar, disimpulkan bahwa sikap positif terhadap pelajaran matematika sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan anak dalam menghadapi soal-soal perhitungan. Jadi semakin anak membenci matematika, maka kemampuan mereka dalam menghadapi soal-soal hitungan pun semakin menurun.
Namun rasa enggan anak-anak menghadapi pelajaran matematika sebenarnya bisa diminimalisasi dengan peranan orang tua. Di studi yang sama disebutkan pula bahwa orang tua memegang peranan yang sangat penting terhadap penilaian dan sikap anak pada pelajaran matematika.
Orang tua bisa melakukan beberapa stimulasi yang membuat anak merasa familiar dan tidak takut terhadap pelajaran yang berkaitan dengan angka-angka bahkan sejak anak belum sekolah. Stimulasi seperti apa yang bisa dilakukan orang tua untuk memperkenalkan matematika pada anak sejak dini?
Orang tua harus sering membeli mainan edukasi yang mengandung nilai-nilai matematika seperti menghitung, mengelompokkan benda berdasarkan bentuk dan ukuran, dan mengurutkan benda. Dengan menggunakan mainan, anak bisa mengasah kemampuan dasar matematika mereka dengan cara menyenangkan tanpa mereka menyadari bahwa mereka sedang belajar matematika.
Manfaatkan video-video dan permainan di Youtube yang mengandung kemampuan matematika dasar. Misalnya, dengan memperdengarkan lagu-lagu yang liriknya mengajak anak berhitung, mengenal angka, dan bentuk.
Jika anak sudah bisa bermain game di ponsel, pilihlah permainan-permainan yang mengandung unsur matematika dasar.
Tentu saja permainan ponsel tidak boleh dilakukan terus menerus. Selingi dengan memainkan permainan kartu atau papan yang melatih kemampuan berhitung seperti kartu Uno, ular tangga, atau monopoli. Selain mengasah kemampuan berhitung dan matematika dasar lainnya cara bermain bersama keluarga juga membuat anak tidak terintimidasi dengan yang namanya “hitung-hitungan”.
Memang tidak semua anak harus jago matematika karena bakat dan minat anak pasti berbeda-beda. Namun bukan berarti anak harus membenci apalagi takut dengan pelajaran matematika.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, AS, terhadap anak-anak usia sekolah dasar, disimpulkan bahwa sikap positif terhadap pelajaran matematika sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan anak dalam menghadapi soal-soal perhitungan. Jadi semakin anak membenci matematika, maka kemampuan mereka dalam menghadapi soal-soal hitungan pun semakin menurun.
Namun rasa enggan anak-anak menghadapi pelajaran matematika sebenarnya bisa diminimalisasi dengan peranan orang tua. Di studi yang sama disebutkan pula bahwa orang tua memegang peranan yang sangat penting terhadap penilaian dan sikap anak pada pelajaran matematika.
Orang tua bisa melakukan beberapa stimulasi yang membuat anak merasa familiar dan tidak takut terhadap pelajaran yang berkaitan dengan angka-angka bahkan sejak anak belum sekolah. Stimulasi seperti apa yang bisa dilakukan orang tua untuk memperkenalkan matematika pada anak sejak dini?
1. Mainan edukasi
Orang tua harus sering membeli mainan edukasi yang mengandung nilai-nilai matematika seperti menghitung, mengelompokkan benda berdasarkan bentuk dan ukuran, dan mengurutkan benda. Dengan menggunakan mainan, anak bisa mengasah kemampuan dasar matematika mereka dengan cara menyenangkan tanpa mereka menyadari bahwa mereka sedang belajar matematika.
2. Manfaatkan video
Manfaatkan video-video dan permainan di Youtube yang mengandung kemampuan matematika dasar. Misalnya, dengan memperdengarkan lagu-lagu yang liriknya mengajak anak berhitung, mengenal angka, dan bentuk.
3. Menggunakan game
Jika anak sudah bisa bermain game di ponsel, pilihlah permainan-permainan yang mengandung unsur matematika dasar.
4. Mainan kartu atau papan
Tentu saja permainan ponsel tidak boleh dilakukan terus menerus. Selingi dengan memainkan permainan kartu atau papan yang melatih kemampuan berhitung seperti kartu Uno, ular tangga, atau monopoli. Selain mengasah kemampuan berhitung dan matematika dasar lainnya cara bermain bersama keluarga juga membuat anak tidak terintimidasi dengan yang namanya “hitung-hitungan”.
Post A Comment:
0 comments: